Sehat Mental Keluarga, Saat Pandemi Corona

Catatan ringkas bersama IPPI ini ditulis sebagai pengingat pentingnya menjaga kesehatan mental dalam keluarga di masa pandemi yang masih terus memanjang, bahkan belakangan menunjukkan kondisi yang justru semakin memprihatinkan.

Pemberitaan di berbagai media massa juga didominasi oleh beragam informasi yang mendatangkan banyak tekanan psikologis: Angka kasus yang ekstrim meninggi, begitu juga dengan jumlah kematian yang mengikutinya. Semua bahkan merangsek masuk ke ring-ring terdekat kehidupan kita.

Tidak sedikit rekan, keluarga, dan kolega lainnya yang semakin merasakan kecemasan. Stres meningkat, kekalutan banyak ditemukan. Karenanya, edukasi sehat mental dalam situasi krisis seperti saat ini rasanya perlu untuk dihadirkan kembali. Semoga catatan ringkas ini sedikit membantu dan memberikan manfaat.

Baca lebih lanjut
Iklan

Resiliensi dalam Situasi Krisis (2): Menguatkan Ketangguhan Keluarga

Melanjutkan bagian pertama yang telah ringkas memberi catatan tentang bagaimana menguatkan resiliensi individual, maka di tulisan kali ini fokus penjelasan adalah pada bagaimana menguatkan ketangguhan keluarga di tengah situasi krisis seperti masa pandemi sekarang. Materi ini sekaligus sebagai bahan bacaan awal yang akan diperdalam kupasannya saat seminar daring Kesehatan Mental Keluarga, yang akan dilaksanakan lusa (Jumat/17 April 2020) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Dies Natalis Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang ke-37.

Baca lebih lanjut

“Ibu Ingin Pulih Kan?” (Catatan Mendampinginya Berjuang Menuju Sembuh)

Boleh dibilang tahun ini adalah tahun yang penuh warna buat saya. Tahun yang meriah dengan segala kesempatan untuk merasakan pengalaman-pengalaman baru yang menyenangkan (akan saya tulis bagian menyenangkan ini dalam catatan penutup tahun), sekaligus di sisi lain merasakan berbagai tantangan hidup yang dengan tegas saya katakan “tidak mudah”. Salah satunya yang akan saya ceritakan di sini, tentang bagaimana mendampingi Ibu yang atas kehendak Allah harus teruji dengan kanker.

Ya, Ibu saya di luar dugaan dinyatakan mengalami kanker payudara, yang membawanya harus menjalani serangkaian treatment medis yang berat di usia lanjutnya ini, mengingat Ibu sudah lebih dari 70 tahun. Diawali dengan operasi, lalu disambung kemoterapi sebanyak 6 kali, dengan serentetan tahap pemeriksaan berulang diantara waktu-waktu treatment tersebut yang membuatnya harus bolak-balik pergi ke lab dan rumah sakit. Melelahkan sudah tentu buat Ibu, baik fisik maupun psikis. Hingga hari ini, kemo Ibu sudah berjalan 4 kali. So, two more to go!

Baca lebih lanjut

Resiliensi Keluarga

Dalam konteks keluarga, konsep resiliensi mendeskripsikan kondisi keluarga yang mampu beradaptasi dan berhasil melalui stres, baik di saat sekarang maupun waktu-waktu berikutnya (Hawley & DeHaan, 1996, dalam Kalil, 2003). Keluarga yang resilien akan merespon secara positif setiap kesulitan dengan menggunakan cara-cara yang unik, sesuai konteks, tingkat permasalahan, serta dengan mempertimbangkan sudut pandang seluruh anggota keluarga.  Baca lebih lanjut