Dalam tulisan terdahulu, beberapa kali saya membahas bahwa menumbuhkan berbagai karakter positif anak merupakan bagian dari tanggung jawab pengasuhan yang harus dilakukan oleh orangtua. Sebab kemampuan yang perlu ditumbuhkan dalam diri anak tidak hanya sebatas wilayah akademik saja, namun juga tentang bagaimana mereka mampu berpikir kritis, memiliki kepekaan emosi, keterampilan sosial, dan sebagainya. Terkait ini, sebagaimana pernah saya ceritakan, saya pun berusaha terus mengingatkan diri sendiri untuk tidak luput mengupayakannya pada Damai. Setiap saat, melalui berbagai obrolan kami sehari-hari.
Berikut adalah catatan dan obrolan ringan yang sempat saya tulis di akun media sosial saya beberapa hari terakhir, menyusul rangkaian cerita percakapan ringan sebelumnya. Saya bagikan juga di sini siapa tahu cerita di dalamnya akan bisa memberi manfaat untuk teman-teman yang lain.
Catatan 10 Mei 2017
Kapan hari membahas dengan Damai, hal-hal apa saja yang digemari anak-anak saat ini. Salah satunya ternyata adalah tren membuat video musik dari lagu-lagu yang sedang hits.
Bertanyalah saya: Gitu itu anak-anak pada tahu nggak, apa isi lagu yang sedang divideokan, sampai ada yang gaya lipsingnya ekstrim ‘songong’ ala-ala gaya artis R&B jaman sekarang?
Damai: Nggak selalu tahu sih kayaknya…
Saya: Nah, kalau kamu sendiri, dari yang kamu tahu gimana?
Damai: Hmm… nggak selalu bagus memang, Mam.
Saya: Nggak bagusnya gimana?
Damai: Yaaa… gitu deh.
Saya: Ada yang isinya sangat orang dewasa ya?
Damai: Hooh… dan lain-lain
Saya: Pernah nggak terpikir, ketika banyak anak-anak yang membuat videonya, lalu upload di instagram misalnya, apa yang akan terjadi pada anak lain yang melihat postingan itu?
Damai: Ya kemungkinan ada yang nirukan, dan semacam tertarik pengen lebih tahu gitu.
Saya: Lalu, apa yang akan mereka lakukan?
Damai: Mencari-cari lagu itu mungkin..
Saya: Dimana?
Damai: Ya yang paling gampang di internet.
Saya: Nah, waktu mereka mencari-cari itu mungkin nggak mereka trus entah sengaja atau enggak akhirnya menemukan video klip yang asli, yang adegannya sama sekali nggak sesuai untuk dilihat anak-anak?
Damai: Ya iya.
Saya: Dan permasalahannya bisa jadi nggak hanya sampai di situ. Kalau mereka lalu keterusan mengakses video-video yang tidak baik, atau bahkan menirukan perilaku yang tidak oke, masalah pun bertambah. Efeknya berantai.
Damai: Iya sih. Berarti kalau melakukan sesuatu itu memang sebaiknya dipikirkan dulu ya kemungkinan efeknya.
Saya: Betul. Mama aja juga sering mikir dulu kalau mau melakukan apapun, meski cuma sekedar share drama korea tertentu di medsos (duh…contohnya 😅), mau nulis sesuatu, atau yang lain-lain.
Damai: Termasuk kalau nulis status-status gitu ya?
Saya: Iya, apapun. Kamu suka ngamati gimana status-statusnya orang di line, twitter atau di mana gitu?
Damai: Iya, dan ada yang nggak banget Mam.
Saya: Yang kayak apa itu?
Damai: Yang ngamuk-ngamuklah, kata-katanya kasar, ngomel-ngomel, pokoknya posting yang nggak enak dibaca atau dilihat.
Saya: Baguslah kamu bisa menilai mana yang ok, mana yang nggak ok. Apapun yang kita lakukan, usahakan jangan sampai berefek tidak baik ke orang lain. Karena sekecil apapun perilaku akan bisa memberi dampak ke lingkungan sekitar.