Menyambung tulisan sebelumnya, usai saya menyampaikan materi, sejumlah pertanyaan pun diajukan oleh orangtua ABK yang menjadi peserta. Dua diantaranya menurut saya menarik untuk dijadikan pelajaran bersama. Terlepas dari apakah kita juga memiliki ABK atau tidak, faktanya problem pengasuhan yang dialami oleh peserta seminar juga umum terjadi pada non-ABK.
Lama Waktu Terapi dan Perkembangan Kemampuan Anak
Salah satu peserta menceritakan pengalaman memberikan anak terapi tertentu yang disarankan oleh psikolog, terkait kebutuhan khususnya. Akan tetapi ibu tersebut merasa tidak puas dengan hasil terapi, padahal ia mengaku sudah membayar mahal. Ketika saya tanya mengapa tidak puas, jawabannya karena menurutnya progres kemampuan si anak sangatlah lambat, tidak seperti yang ia harapkan. Lalu saya bertanya lagi tentang usia anak dan sudah berapa lama mengikuti terapi yang dimaksud. Ibu menjawab, anaknya berusia 4 tahun, mengikuti terapi selama 5 bulan dan sebelumnya sama sekali belum pernah mengikuti metode intervensi apapun. Sampai di sini saya masih bertanya lagi, di luar jadwal terapi yang hanya dua kali seminggu, apa yang orangtua lakukan untuk ikut memperkuat kemampuan anak? Adakah upaya orangtua untuk secara mandiri mengulangi apa yang telah diajarkan therapist pada anak di rumah? Nah, yang saya dengar kemudian adalah jawaban ‘mbulet’ berbau defensif yang intinya baik ibu maupun bapak tidak punya waktu untuk mengikuti dan mengulang hal-hal yang telah dipelajari anak di sesi-sesi terapi 🙂 Baca lebih lanjut →
Menyukai ini:
Suka Memuat...