Berjeda sejenak dari rangkaian video webinar, dalam unggahan kali ini ingin membagikan satu tulisan bersama salah seorang kolega, yang pernah bekerjasama menjadi pembicara di Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI Semarang tahun lalu. Catatan mengenai kegiatannya serta materi yang saya sampaikan dapat diakses dalam tulisan: Menumbuhkan Resiliensi Remaja di Era Digital: Peran Praktisi Bimbingan dan Konseling (silakan di-klik).
Ringkas kata, kami menindaklanjuti kerjasama penyampaian materi dalam seminar nasional tersebut dengan menuliskan benang merah antara SFBC dan Resiliensi, untuk membantu para peneliti khususnya peneliti pemula mendapatkan dasar pijakan mengapa SFBC tepat digunakan sebagai pendekatan untuk menumbuhkan resiliensi individu pascatrauma. Dalam artikel telaah literatur yang kami tulis dan publikasikan di Islamic Guidance and Counseling Journal (sila klik untuk mengunduh versi pdf dari artikel ini), terdapat pokok-pokok kesesuaian yang menegaskan relevansi penggunaan SFBC dalam pemulihan psikologis setelah individu mengalami situasi menekan.
Telaah ini sedikit banyak menguatkan landasan teoritik bagi penerapan SFBC dalam upaya meningkatkan resiliensi individu di berbagai konteks persoalan, termasuk pada lingkup yang lebih spesifik seperti resiliensi online (online resilience), resiliensi di tempat kerja (workplace resilience), resiliensi akademik (academic resilience), resiliensi orangtua (parental resilience), resiliensi keluarga (family resilience) dan sebagainya.
