Catatan dari Korea (4): Beberapa Saran untuk Persiapan Perjalanan

Melengkapi tiga tulisan sebelumnya, berikut saya uraikan beberapa hal yang sebaiknya disiapkan jika akan berkunjung ke Korea Selatan. Bagaimana pun, menurut saya persiapan yang baik akan sangat membantu untuk kita lebih mudah beradaptasi dengan segala sesuatu, berbagai pengalaman baru di tempat-tempat asing yang kita kunjungi.

1.Sebelum Berangkat

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan sebelum berangkat selain persiapan standar seperti: (1) Mengurus visa; (2) Memesan tiket pesawat yang sesuai dengan kemampuan (kami kemarin sengaja memanfaatkan promo salah satu maskapai sehingga harganya yang sudah dikenal murah menjadi semakin miring); dan (3) Menukar sejumlah uang yang dibutuhkan ke KRW (South Korean Won).

Beberapa hal yang saya maksud pertama adalah melakukan orientasi terhadap seluk beluk negara yang akan dikunjungi, dengan membaca berbagai sumber dan belajar dari pengalaman orang lain yang telah mengunjunginya. Carilah informasi sebanyak mungkin.

FullSizeRender y

Dari orientasi melalui buku dan beberapa situs travelling ini, saya dan teman-teman bisa memperhitungkan mana saja tempat-tempat spesifik yang akan dikunjungi, mencatat rekomendasi nomor kontak taksi yang sewaktu-waktu mungkin dibutuhkan, menyiapkan diri terkait hal-hal apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan setempat, serta mempertimbangkan berbagai perlengkapan yang perlu dibawa dalam perjalanan tersebut. Semisal jika suhu pada saat keberangkatan sedang dingin, berapa banyak baju dan setebal apa jaket yang diperlukan, perlukah membawa payung, obat-obatan apa saja yang harus dibawa, perlu membawa Universal Travel Adapter atau tidak, dsb. Kebetulan terkait urusan sambungan listrik ini, Korea sama dengan di Indonesia, jadi tidak perlu membawa adapter.

IMG_4006Kedua, yang pada akhirnya akan terkait dengan persiapan dana, pastikan apa tujuan utama kita dalam kunjungan tersebut. Jika dalam travelling tujuannya lebih berat untuk belanja, tentu konsekuensi dananya juga akan berbeda jika dibandingkan dengan model backpacker yang mengutamakan perjalanan untuk mengeksplorasi tempat-tempat menarik, yang tidak harus membayar. Kami berempat kebetulan memang tidak berorientasi untuk belanja, sehingga boleh dibilang cukup berhemat dalam hal pengeluaran. Saat tukar uang KRW di money changer pun saya dan teman sempat senyum-senyum tidak jelas antara kecut dengan bangga, karena diantara sederet orang yang akan bepergian dan menukar uang rupiahnya, jumlah uang kami paling sedikit 😀

2. Penginapan

Sejak awal merencanakan perjalanan, kami sudah mendiskusikan dan menyepakati bahwa kami harus mencari penginapan yang terjangkau, satu kamar bisa sekaligus 4 orang, tapi dengan fasilitas wifi untuk memudahkan berkomunikasi dengan keluarga, tanpa harus membeli nomor ponsel setempat. Kami mencari melalui situs http://www.booking.com dan membandingkan satu per satu dari pilihan yang ada. Bukan hanya soal harga, kami juga mencermati isi review dari pengunjung-pengunjung terdahulu yang pernah menginap di guesthouse tersebut. Jadi kami mencari yang murah, bersih, nyaman, fasilitas lengkap, lokasi strategis dan minim penilaian negatif (ckckck… bener-bener deh, hihihihi…).

Oh, satu lagi, karena menyadari bahwa ini perjalanan pertama kami ke Korea, maka kami mengutamakan penginapan yang dari review-nya diketahui memiliki karyawan yang helpful dan jika memungkinkan bisa berbahasa Inggris. Dan akhirnya pilihan jatuh di Euro Resort untuk penginapan selama di Jeju, dan Seoulwise Guesthouse untuk penginapan di Seoul.

Processed with MOLDIV

Penginapan kami di Jeju, 1 kamar berisi 1 bed besar untuk 2 orang, 1 bed kecil dan 1 kasur lipat

Processed with MOLDIV

Penginapan kami di Seoul, dengan pemiliknya yang berbahasa Inggris, sangat komunikatif, dan banyak membantu memberikan segala informasi yang kami perlukan

3. Transportasi di Korea

Ada banyak sarana transportasi yang tersedia di Korea, terlebih di kota besarnya. Untuk Jeju, wisatawan dapat pergi ke berbagai tempat menggunakan bis atau taksi. Sementara di Seoul, pilihan bertambah dengan adanya subway dan Arex (airport railway express). Pembayarannya menggunakan kartu bersaldo yang dapat diisi ulang jika saldonya habis. Diantara beberapa jenis kartu, kami memilih menggunakan T Money karena bisa juga digunakan untuk membayar bis di Jeju. Jenis kartu yang lain hanya bisa digunakan khusus untuk area Seoul dan wilayah-wilayah tertentu di sekitarnya.

Processed with MOLDIV

T Money yang dapat dibeli di sejumlah toko ritel, pengisian ulang saldonya dapat dilakukan di mesin-mesin pengisi ulang yang ada di area stasiun, dekat pintu masuk

Jadi ketika pertama kali sampai di Korea, di Incheon Airport kami langsung mencari ritel yang menjual T Money ini, dan langsung digunakan untuk naik kereta ke Gimpo Airport dan melanjutkan perjalanan dengan pesawat berikutnya menuju Jeju. Harga kartunya sendiri 4000 KRW, isi pulsanya 25.000 KRW. Untuk bis sebenarnya masih bisa menggunakan opsi bayar tunai. Tapi jika menggunakan T Money, biaya perjalanannya lebih hemat.

FullSizeRender 4

T Money ini dalam sekali perjalanan hanya berlaku untuk satu orang dan tidak bisa digunakan beberapa kali untuk orang yang berbeda. Jadi masing-masing orang jika pergi berombongan harus memiliki T Money sendiri-sendiri. Cara penggunaannya seperti kartu debit, dan harus ada saldo di dalam kartu untuk bisa digunakan. Kita harus melekatkan atau menggesekkan T Money di bagian tertentu pintu masuk stasiun (untuk subway), dan melakukan hal yang sama setelah turun dari kereta untuk melalui pintu keluar stasiun. Serupa dengan subway di Jepang dulu.

Terkait dengan urusan transportasi dan rute, jangan lupa selalu menyiapkan peta di tas dan rajin mengamati berbagai petunjuk arah yang ada di sekitar. Peta dapat diperoleh di pos-pos informasi wisata atau di sekitar stasiun, baik untuk peta jalur subway maupun peta kota.

4. Makanan

Mungkin subjektif, tapi secara umum rasa makanan di Korea menurut saya mudah diterima lidah. Bagi wisatawan muslim, menu olahan seafood juga banyak tersedia, apalagi di Jeju. InsyaAllah masih ada sejumlah pilihan untuk mendapatkan makanan halal. Setidaknya kalau ragu-ragu, perut masih cukup aman karena sudah pasti akan bertemu nasi yang juga merupakan makanan pokok di sana. Jadi minimal bisa makan nasi, kimchi dan ikan teri. Rajin bertanya tentang bahan dan bumbu makanan tiap kali akan memesan atau memakannya juga langkah yang sangat membantu. Dalam hal ini ada perlunya menghafal beberapa kosakata Korea yang pokok untuk berjaga manakala tidak menemukan satu pun orang di rumah makan yang bisa berbahasa Inggris.

Seperti misalnya pada salah satu menu sarapan pagi kami yang disediakan oleh penginapan Jeju di bawah ini, saya masih bisa makan nasi dengan sup tauge yang rasanya persis seperti sayur bening, kimchi, kacang hitam yang direbus dan ikan teri berbumbu yang kalau di Indonesia rasanya persis seperti sambal goreng teri.

IMG_2878Selama di Korea ini saya juga baru tahu bahwa di manapun tempat kita makan, menu apapun yang dipesan, kimchi selalu ikut dihidangkan sebagai pelengkap hidangan. Kadang bersama teri, kadang bersama olahan lobak, tumisan sawi, dsb. Setidaknya selain menu pesanan, selalu ada minimal 4 makanan pelengkap dalam piring-piring kecil yang salah satunya pasti melibatkan kimchi. Tapi buat orang-orang yang memang pada dasarnya sangat sulit beradaptasi dengan rasa makanan di luar kebiasaan, membawa bekal dari tanah air seperti aneka macam abon, energen, atau biskuit, mau tidak mau juga akan diperlukan.

Iklan

3 thoughts on “Catatan dari Korea (4): Beberapa Saran untuk Persiapan Perjalanan

  1. Ping balik: Selamat Tinggal 2016, Selamat Datang 2017 | Wiwin Hendriani

Beri Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s