Akhirnya, setelah bersabar mengikuti seluruh proses, buku “Karena Kita Adalah Orangtua” (KKAO) berhasil diterbitkan. Seperti pernah saya tulis, KKAO adalah kompilasi dari tulisan-tulisan saya dalam blog ini yang saya pilih, perbaiki, lalu susun kembali berdasarkan 3 kelompok tema: Prinsip-prinsip Pengasuhan Anak; Stimulasi dan Pengembangan Potensi; serta Menyikapi Tantangan dan Menumbuhkan Kebiasaan Baik. Beberapa ilustrasi ditambahkan agar tampilan buku sedikit lebih hidup.
Terkait isi buku ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa pada dasarnya tidak ada pola pengasuhan yang sempurna. Semua memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri-sendiri.
Ibarat sedang membangun rumah, setiap detil yang kita perhatikan maupun bagian yang cenderung kita abaikan, masing-masing akan membawa konsekuensi terhadap hasil akhir yang tampak pada rumah tersebut. Bisa jadi yang kita dapat adalah sebuah rumah kecil sederhana namun tetap indah. Mungkin juga besar, tetapi setelah ditempati ternyata bangunannya tidak kokoh. Atau rumah yang tampak mewah tapi sirkulasi udaranya tidak baik sehingga tidak nyaman untuk ditinggali, dan sebagainya.
Begitu juga dengan anak-anak kita. Satu pola pengasuhan yang menekankan pada stimulasi akademik, misalnya, akan membuat anak memiliki prestasi belajar yang selalu baik di sekolah. Namun boleh jadi ia kurang pandai bersosialisasi karena muatan ini tidak ditekankan oleh orangtua dalam pengasuhannya. Contoh lain, mungkin anak sangat pandai berkomunikasi, dapat mengekspresikan apapun yang dipikirkannya dengan mudah, tetapi lemah dalam kemampuan fisik-motorik karena orangtuanya tidak memberikan stimulasi yang optimal di bagian ini. Atau seorang anak yang sangat berani mencoba hal baru, selalu antusias menghadapi tantangan, tapi cenderung emosional tiap kali berhadapan dengan situasi yang baginya tidak menyenangkan. Jadi pasti ada plus dan minusnya.
Karena itu, bagaimanapun cara yang ditempuh, mau begini atau begitu, bagi saya yang terpenting dalam sebuah pengasuhan adalah: (1) Keseimbangan (seimbang antara dukungan dengan kontrol); (2) Kesadaran (menyadari dan siap menghadapi setiap konsekuensi dari keputusan yang diambil dalam pengasuhan tersebut); dan (3) Komitmen (kemauan orangtua dalam bersungguh-sungguh mengupayakan proses yang baik untuk anak, serta tidak lepas tangan ketika ada efek dari pengasuhan yang ternyata tidak sesuai harapan).
Apapun yang tertulis dalam buku KKAO hanyalah percikan-percikan cerita dari hal yang pernah saya alami, saya dan suami lakukan pada Damai – anak kami, juga yang kami pelajari dari pengalaman sejumlah teman. Boleh jadi tidak ideal, namun tidak menutup kemungkinan paparan tersebut dapat memberi inspirasi bagi pembaca untuk bersiap menghadapi karakter anak yang beragam, sekaligus mencari cara-cara yang sesuai untuk membimbing dan mengoptimalkan perkembangan mereka.
Terima kasih tak terhingga untuk suami, (papski) Bukik Setiawan, atas ketabahannya mendorong istri yang punya gangguan kepercayaan diri tingkat akut ini hingga akhirnya berani menulis 😀
Peluk sayang buat Damai, sumber inspirasi saya untuk terus belajar menjadi orangtua yang lebih baik dari hari ke hari.
Many thanks juga buat Dwi Krisdianto, ‘partner lama’ yang telah membantu menyunting buku ini, serta 2 mahasiswa saya dengan talentanya masing-masing: Anandita Kumala Ardianti yang keren dalam membuat ilustrasi, dan Ester Feliciana yang membantu mendesain sampul.
Bagi rekan-rekan yang berminat, buku ini dapat dipesan secara online melalui situs Nulisbuku.com.
Terima kasih banyak, semoga bermanfaat 🙂