Kami memanggilnya Su. Dia mulai bekerja di rumah kami setelah lulus SMP, kira-kira sejak Damai berusia 7 bulan. Sempat off tidak bekerja ketika kemudian dia menikah, dan sekarang kembali lagi setelah anaknya cukup besar untuk ditinggal mencari tambahan penghasilan selama beberapa jam tiap harinya.
*Su dan Damai, akhir 2006*
Su adalah asisten yang rajin, dan ini tidak hanya terkait urusan pekerjaan di rumah. Lebih dari itu, yang tidak banyak dijumpai dari asisten rumah tangga yang lain adalah kemauannya untuk belajar dan membaca berbagai macam buku. Seperti diketahui, di rumah kecil kami ini barang yang paling banyak memenuhi sudut-sudut ruang memang adalah buku dengan beragam jenisnya. Kalau dulu sebelum menikah dia banyak membaca novel, majalah, atau buku-buku psikologi populer, sekarang setelah dia menjadi ibu, buku-buku seputar parenting lah yang menjadi konsumsinya, baik di sela-sela waktu istirahat bekerja ataupun secara bergantian dipinjamnya untuk dibawa pulang ke rumah.
Kemauan belajar Su juga tampak dari keaktifannya untuk bertanya seputar perkembangan anak dan tentang bagaimana pengasuhan yang tepat, baik untuk mengoptimalkan kemampuan anak maupun mengatasi berbagai persoalan yang dialami anak sehari-hari. Saya sendiri senang meladeni setiap pertanyaan Su, meskipun kadang panjang dan banyak. Senang karena pengetahuan saya tidak hanya bermanfaat untuk mahasiswa maupun teman, namun juga mereka yang ada di lingkungan terdekat saya sendiri, yang benar-benar haus akan ilmu.
Awalnya memang sempat ada tanda tanya, apakah yang dibacanya atau ditanyakan kepada saya benar-benar diterapkan dalam mendidik anaknya di rumah? Ternyata iya. Setidaknya itulah yang saya tangkap saat beberapa kali dia datang bekerja dengan mengajak anaknya yang masih berusia 2 tahun. Caranya berkomunikasi dengan anak, memberikan berbagai stimulasi sekaligus pengertian manakala ia harus menyelesaikan pekerjaan memang sangat-sangat baik. Tanpa teriak, bentakan, atau kata-kata negatif dia bisa mengelola perilaku anak dan mengajak anaknya untuk kooperatif. Bertambah senang saya melihatnya. Melihat anakknya yang sehat dan aktif, dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang tumbuh kembang anak dan berprinsip dalam mendidik anak.
Sungguh, Su adalah contoh betapa berharganya kemauan untuk belajar bagi seorang ibu. Meski hanya lulusan SMP dan bekerja sebagai asisten rumah tangga, sikapnya yang positif terhadap informasi, kemauannya untuk menerapkan apa yang dipelajari menurut saya jauh lebih baik daripada sekian banyak ibu yang di atas kertas lebih berpendidikan, namun seringkali tidak konsisten: Di satu sisi banyak mengeluhkan hal-hal yang terjadi pada anak, tetapi di sisi lain justru bersikap defensif setiap kali menerima masukan π
keren bu… sharing yg faktual…
Terima kasih Nuri… π
persis seperti cerita di film Gifted Hands
*searching filmnya aaah….
Sangat positif! Saya suka diksi dari tulisan Anda. Semoga tulisan ini bisa menjadi stimulan bagi para keluarga yg memiliki asisten rumah tangga.
Terima kasih… π
Ceritanya bagus mba, menginspirasi kita sebagai orang tua. Salam kenal Aya mba Win.
Terima kasih, selam kenal kembali… π
ternyata batasan pendidikan semakin menambah semangat menambah pengetahuan π
menjadi terus semangat π
Salam kenal dari saya π