Selalu Ada Kelebihan dan Kekurangan

Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Pun demikian dengan pengasuhan yang kita lakukan pada anak. Setiap cara akan memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing.

Saya sering memikirkan kembali bagaimana Damai tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya saat ini. Saya melihat perubahan demi perubahan yang terjadi, segala hal membuat saya dan bapaknya bangga dan bernafas lega, maupun bagian-bagian yang sempat membuat saya mengeluh dan berkecil hati. Dan ketika kami renungkan, semuanya memang tidak lepas dari apa yang kami ajarkan, kami kondisikan, baik secara langsung maupun tidak.

Ketika suatu saat ia mendapatkan apresiasi atas sikap dan pendapat-pendapatnya yang bagi beberapa orang dinilai lebih matang dari anak-anak lain yang seusia, agaknya hal itu terkait dengan bagaimana kami selalu berusaha menghargainya sebagai seorang manusia yang mampu berpikir, yang bisa kami ajak berdiskusi, membicarakan berbagai macam hal bersama, meskipun dalam bahasa yang sangat sederhana, sesuai dengan taraf kemampuannya. Semisal, kami pernah mendiskusikan tentang bagaimana mengatur rumah agar kami sama-sama nyaman tinggal di dalamnya, saat kami membicarakan tentang pentingnya hidup hemat, atau saat membahas tentang rencana menjual mobil lama yang sudah seringkali bermasalah.

Ketika ia menunjukkan prestasi akademik yang cukup baik di sekolahnya, saya mensyukurinya sebagai bagian dari rizqi Allah atas usaha yang kami lakukan dalam mendampingi belajarnya selama ini, dengan kemampuan kami sendiri, tanpa melibatkan terlebih menggantungkan pada peran guru-guru les.

Di sisi lain, saat ia menunjukkan perkembangan motorik yang mungkin tidak terlalu baik, kurang tangkas jika dibandingkan dengan teman-temannya, sering takut mengeksplorasi permainan-permainan yang bagi anak lain justru sangat menantang, saya menyadari betul bahwa itu terjadi karena stimulasi yang kami berikan di dalamnya memang cenderung kurang optimal. Rasanya kami lebih sering mengajaknya ke toko buku daripada ke arena permainan anak. Kami juga lebih memilih mengajaknya bercerita daripada harus berpeluh-peluh mengajarinya naik sepeda, hehehe… 😀

Begitu juga saat ia tidak bisa dengan mudah kami minta untuk mengerjakan sesuatu. Damai sering meminta penjelasan yang cukup panjang dan bahkan beradu argumen terlebih dahulu tentang mengapa ia boleh dan tidak boleh, harus dan tidak harus melakukan hal tertentu. Sejujurnya ini kerap membuat kami kesal, apalagi kalau kami sedang tidak punya banyak waktu untuk menunggu. Tapi apa boleh buat, ini juga bagian dari konsekuensi atas kebiasaan berdiskusi yang telah kami bangun selama ini.

Kami menyadari betul, sebagai orang-orang terdekat anak, sebagai pendidik utamanya dalam hidup, segala yang tampak pada anak kami adalah cerminan dari bagaimana kami mengasuh dan mendidiknya selama ini. Tidak ada hal yang terjadi tiba-tiba tanpa sebab. Bagi kami, daripada sibuk berkata, “Kok anakku seperti ini?”, “Kok dia tiba-tiba begitu?”, “Aku nggak tahu kok anakku nggak bisa anu padahal teman-temannya bisa…”, dan sebagainya, terlebih jika itu dimaksudkan untuk lepas tangan atas kondisi yang terjadi pada anak, lebih baik kami menghabiskan waktu untuk melihat dan mencari jawabannya pada diri kami sendiri. Karenanya tidak perlu bagi kami untuk terjebak dalam kepanikan dan memperbesar keluh kesah, sebab ada hal-hal yang jauh lebih penting untuk dilakukan, yakni menyadarinya sebagai bagian dari apa yang telah kami berikan, atau mengkoreksi jika ada yang masih kurang tepat dari kami selaku orangtuanya 🙂

Iklan

1 thought on “Selalu Ada Kelebihan dan Kekurangan

Beri Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s