Bertahun-tahun dibantu asisten rumah tangga benar-benar menyisakan pe-er adaptasi yang luar biasa setelah si asisten pulang untuk seterusnya. Sekian banyak urusan rumah di samping tugas-tugas kantor dan kuliah harus bisa dikerjakan sendiri dengan baik, termasuk yang waktunya saling bertabrakan sekalipun.
Awalnya berusaha benar-benar jadi superwoman yang bisa mengatasi semuanya tanpa bantuan. Tapi lama-lama…. kok badan terasa lumayan remuk ya jadinya. Mana diri ini punya kelemahan yang ga bisa lihat rumah kotor berantakan pula. Hadeeeh…. Belum lagi jarak kampus-rumah yang cukup jauh, Surabaya-Sidoarjo. Akhirnya upaya negosiasi pun dilakukan dengan bapak kepala rombongan, hehehe…. Dan beliau telah sepakat salah satunya untuk bantu-bantu membersihkan kamar mandi.
Akan tetapi…. inisiatif bebersih si kamar mandi ternyata hanya muncul di minggu-minggu pertama setelah asisten mudik. Berikutnya??? Hmmm……….. seperti ini lah yang terjadi:
Aku: “Pak, kamar mandinya dah kotor tu, lantainya dah licin. Katanya urusan kamar mandi dirimu yang bertanggung jawab…. Bersihin dong….” 😉
Bapaknya Damai: “Weee…. enak aja…. sapa bilang?” (sambil senyum-senyum menyebalkan) 😕
Aku: “Lha katanya habis Su ga kerja di sini lagi kan kita bagi-bagi tugas….” (mulai manyun nih) 😦
Damai: “Ma…. Bapak itu kan cuma membantu….” (eh-eh…. apa-apaan ini?! sungguh persekongkolan yang tak bisa dibiarkan!!)
Aku: “Mai, lha mosok semua-mua Mama yang ngerjakan? Nyapu Mama, ngepel Mama, bersihin halaman Mama, nyuci-nyetrika Mama, masak Mama….” (tambah cemberut) 😦
Damai yang kemudian merasa bersalah akhirnya meralat, segera mencabut pembelaannya pada si bapak, “Paaak……. ayo to Pak……. cepetan dikerjakan sana!”
Sekarang gantian bapaknya yang manyun.
Hehehe, asiiik……. ayo Pak, tariiiik…….. 😀